-
Nama latin : Epiphyllum oxypetalum
-
Daerah persebaran : kepulauan Seribu, Karimunjawa, pulau Puteran Madura, Bali, Ambon karo nang pulau Karang Bandung pedhek pulau Nusakambangan
-
Ciri Bunga : Warna Putih, Diameter + 10 cm 10 cm
-
Nama China : Keng Hwah ( Bunga indah dan Agung )
Mithos yang berkembang :
Bila ada orang yang menjumpai bunga tersebut sedang mengalami pemekaran maka rizkinya akan lancar.
Alkisah :
Seorang maharaja dari kediri Jawa Timur yang bergelar
Prabu Aji Pramosa memiliki sifat yang tidak mau ada orang yang menonjol
dan terkenal di daerah kekuasaannya,maka disebarlah intel kerajaan ke
pelosok kerajaan kemudian dilaporkan bahwa ada orang yang terkenal dan
memiliki kesaktian yang tinggi bernama Resi Kano dengan gelar Kyai
jamur.
Raja yang tidak ingin menangkap rakyat yang tak
berdosa itupun bingung juga bagaimana menyingkirkan sang resi,akhirnya
dapat saran dari pejabat tingginya agar mengusir atau bahkan membunuh
sekalian sang resi dengan alasan keamanan dan keselamatan raja serta
kerajaan.Rupanya berita pengusiran ini cepat terdengar Kyai
Jamur, ?sebelum utusan kerajaan datang, saya harus meninggalkan negeri
ini lebih dahulu? demikian gumam Kyai Jamur dalam hatinya. Mendengar
Kyai Jamur sudah tidak berada di tempat, sang Aji Pramosa bertambah
murka. Raja pun memerintahkan para punggawa kerajaan mengejar dan
menangkap sang Resi, Resi itu harus dihukum. Sekedar alasan untuk kedok,
Resi dianggap bersalah karena pergi tanpa seijin raja. Sang Resi
berjalan terus ke arah barat menyusuri pantai selatan sampai akhirnya
tiba di suatu daerah yang disebut Cilacap, dia menganggap bahwa daerah
ini cukup aman, tersembunyi dari pantauan raja. Pencarian dan pengejaran
sang raja rupanya tak kenal berhenti, Resi Kano harus tertangkap.
Setelah dicari ke seluruh pelosok,
persembunyian Resi akhirnya dapat diketahui. Ketika sang Resi sedang
bersamadi, Aji Pramosa dan punggawanya datang, kesempatan itu tidak
mereka sia-siakan, sang Resi langsung ditangkap dan dibunuh. Berkat
kesaktiannya, jasad sang Resi menghilang (muksa), ini membuat raja
sangat terkejut takut dan keheranan. Belum hilang rasa herannya, sang
raja dikejutkan lagi oleh suara gemuruh serta angin ribut dari tengah
laut. Aji Pramosa berusaha tetap tenang menghadapi berbagai peristiwa
yang mengerikan itu. Suara gemuruh dan anginpun reda, namun pada saat
yang sama datanglah seekor naga besar mendesis-desis seolah-olah hendak
melahap Aji Pramosa. Gelombang laut menjadi besar bergulung-gulung,
hingga banyak penyu (kura-kura) minggir ke tepi pantai. Pantai itu
dikemudian hari disebut Pantai Telur Penyu. Dengan sigapnya sang Aji
Pramosa segera melepaskan anak panahnya, ternyata tepat mengenai
sasaran, perut nagapun robek terkena panah dan naga hilang tergulung
ombak. Rupanya naga tadi jelmaan dari seorang putri cantik yang muncul
dengan tiba-tiba sambil berlarian di atas gulungan ombak dari arah timur
pulau Nusakambangan. Sang putri ayu menghampiri Aji Pramosa sembari
mengucapkan terima kasih karena berkat panahnya ia bisa menjelma kembali
menjadi manusia. Sebagai rasa terima kasih, putri cantik tadi
menghaturkan bunga Wijayakusuma kepada sang Aji Pramosa. Sang putri
mengatakan ?kembang Wijayakusuma tidak mungkin bisa diperoleh dari alam
biasa, barang siapa memiliki kembang itu bakal menurunkan raja-raja yang
berkuasa di tanah Jawa?. Selanjutnya putri cantik memperkenalkan diri,
namanya Dewi Wasowati. la berpesan, kelak pulau ini akan bernama Nusa
Kembangan. Nusa artinya pulau dan Kembangan artinya bunga. Seiring
pergantian jaman, nama Nusa Kembangan akhirnya berubah menjadi
Nusakambangan. Prabu Aji Pramosa sangat girang hatinya menerima hadiah
kembang itu, kemudian dengan tergesa-gesa ia mengayuh dayungnya untuk
kembali menuju daratan Cilacap, tetapi karena terlalu gugup dan kurang
hati-hati, kembang itu jatuh ke laut dan hilang tergulung ombak, dengan
sangat menyesal sang Aji Pramosa pulang tanpa membawa kembang. Beberapa
lama setelah sang Prabu berada di kerajaan, terbetik berita bahwa di
pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh sebuah pohon aneh dan ajaib,
beliau pun ingin menyaksikan pohon aneh yang tidak berbuah itu dan
ternyata benar bahwa pohon itu tidak lain adalah Cangkok Wijayakusuma
yang ia terima dari Dewi Wasowati. Melihat pohon itu, sang Aji Pramosa
teringat akan kata-kata Dewi Wasowati bahwa siapa yang memperoleh
kembang Wijayakusuma akan menurunkan raja-raja di tanah Jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar